Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) tengah merancang pendirian Politeknik Keilmuan SAR sebagai bagian dari upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia dan kelembagaan di bidang pencarian dan pertolongan. Inisiatif ini merujuk pada amanat Peraturan Pemerintah (PP) No. 57 Tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Perguruan Tinggi oleh Kementerian dan Lembaga Pemerintah Non-Kementerian.
Hal tersebut disampaikan Kepala Basarnas, Marsekal Muda TNI Mohammad Syafii, dalam audiensi bersama Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Rini Widyantini, pada Rabu (19/3/2025).
Menurut Syafii, pembentukan politeknik ini menjadi langkah strategis untuk menguatkan keilmuan serta pengembangan kompetensi teknis di bidang SAR. Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan yang telah diberikan Kementerian PANRB dalam upaya penguatan tata kelola dan organisasi Basarnas.
“Kementerian PANRB selama ini telah berperan aktif dalam membina dan mendampingi Basarnas untuk membangun organisasi yang semakin adaptif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat,” ungkapnya.
Menanggapi hal itu, Menteri Rini menyambut baik rencana pendirian Politeknik SAR dan menekankan perlunya sinergi antarinstansi. Ia menyarankan agar Basarnas berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek) untuk memperoleh izin prinsip, sebagai tahapan awal sebelum masuk ke proses penetapan struktur organisasi oleh Menteri PANRB.
Lebih lanjut, Rini menyoroti pentingnya reformasi birokrasi di tubuh Basarnas. Ia mendorong percepatan proses bisnis, khususnya dalam pelaksanaan fungsi komando ketika terjadi bencana.
“Basarnas adalah ujung tombak penyelamatan nyawa manusia. Proses pelayanan harus cepat, efisien, dan langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Maka transformasi tata kelola organisasi adalah sebuah keharusan,” tegas Rini.
Dalam kesempatan itu, Kepala Basarnas juga menginformasikan bahwa lembaganya telah memperoleh tambahan 1.756 personel baru. Penambahan ini diharapkan akan memperkuat respons dan jangkauan layanan SAR di seluruh Indonesia.
Tak hanya dari sisi kelembagaan, Basarnas kini juga tengah berfokus pada transformasi digital sebagai bagian dari agenda reformasi birokrasi. Salah satu langkah nyata yang sedang dilakukan adalah penerapan sistem layanan digital yang terintegrasi secara nasional, guna mendukung layanan yang lebih cepat dan akurat dalam situasi darurat.
Dengan dukungan lintas kementerian, Basarnas optimistis pendirian Politeknik Keilmuan SAR dapat segera terwujud sebagai institusi pendidikan vokasi yang berkontribusi dalam mencetak tenaga SAR profesional, serta memperkuat sistem penanggulangan bencana nasional.