Politeknik Bisnis Kalimantan Utara (Kaltara) menyelenggarakan kegiatan bedah 20 program kerja pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tarakan, Khairul - Ibnu Saud, pada Selasa di Tarakan. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa Politeknik Bisnis Kaltara, perwakilan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dari kampus-kampus di Tarakan, serta sejumlah panelis.
Khairul menyatakan keterbukaannya terhadap saran dan kritik, karena program-program tersebut belum final. “Program ini bukan kitab suci. Kami terbuka menerima masukan yang dapat memperkaya gagasan kami,” ujarnya. Ia menambahkan, melalui diskusi ini, ia dan pasangannya menerima berbagai pandangan yang memberikan energi baru dan menguatkan semangat mereka.
Khairul juga mengapresiasi Politeknik Bisnis Kaltara, khususnya Direktur Dr. Ana Sriekaningsih, serta mahasiswa, dosen, panitia, BEM, dan komunitas Cipayung Plus yang turut mendukung acara ini. “Semoga semangat perubahan dan perbaikan ini dapat terus menyebar,” tambahnya.
Direktur Politeknik Bisnis Kaltara, Dr. Ana Sriekaningsih, menyatakan bahwa acara ini memberi pembelajaran politik yang berarti bagi mahasiswa. Menurutnya, penyelenggaraan diskusi publik ini bukan hal mudah karena melibatkan proses perizinan hingga pengaturan panelis dan moderator dari kalangan mahasiswa. “Mahasiswa diharapkan tidak hanya memahami politik, tetapi juga keterampilan praktis seperti public speaking,” jelasnya.
Dalam acara tersebut, program unggulan pasangan Khairul-Ibnu Saud atau “Kharisma” untuk 2024-2025 meliputi berbagai bidang. Di antaranya, peningkatan ekonomi rakyat, penciptaan lapangan kerja, perbaikan layanan kesehatan, pemberdayaan RT, pembangunan perumahan rakyat, dan pemasangan gratis sambungan air PDAM serta gas rumah tangga. Selain itu, mereka juga mengusulkan program terkait penanganan banjir, pengembangan infrastruktur, jaring pengaman sosial, layanan darurat 112, dan pengembangan kawasan industri. Ada pula fokus pada optimalisasi pengelolaan sampah serta pengembangan seni budaya dan olahraga kepemudaan.
Program-program tersebut menjadi bahan diskusi dalam acara ini, memperkuat pemahaman mahasiswa akan pemilihan pemimpin berdasarkan data serta memberikan keterampilan baru dalam berinteraksi dengan para tokoh masyarakat.