Mahasiswa PNUP Kembangkan Pestisida Organik dari Limbah Sekam Padi untuk Desa Maggenrang

Vokasindo
0

 

Mahasiswa PNUP Kembangkan Pestisida Organik dari Limbah Sekam Padi untuk Desa Maggenrang

Mahasiswa Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP) berhasil menciptakan solusi inovatif untuk mengatasi tumpukan sekam padi yang kerap menjadi limbah setelah musim panen. Dengan teknologi modern, limbah pertanian ini kini diubah menjadi biopestisida organik yang ramah lingkungan, memberikan manfaat ekonomi dan lingkungan bagi masyarakat.

 

Inovasi yang merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) skema Penerapan Iptek (PI), didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Inisiatif ini dilakukan di Desa Maggenrang, Kecamatan Kahu, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, di mana para petani sebelumnya kesulitan menangani limbah sekam padi yang menumpuk setiap musim panen.

 

Tim PKM-PI memilih sekam padi sebagai bahan utama setelah melakukan observasi dan menemukan bahwa limbah ini memiliki potensi besar jika diolah dengan teknik pirolisis. "Kami percaya kegiatan ini akan memberikan keuntungan tambahan bagi mitra kami, petani di Kelompok Pertanian Pao Kalikie, karena limbah sekam yang sebelumnya hanya dibakar kini dapat diolah menjadi produk bernilai ekonomis," kata Muhammad Rezky Mahmud, Ketua Tim PKM-PI.

 

Inovasi ini menggunakan teknologi pirolisis pintar yang terintegrasi dengan Internet of Things (IoT), memungkinkan proses pengolahan sekam menjadi biopestisida yang lebih efisien dan efektif. Anggota tim PKM-PI PNUP terdiri dari empat mahasiswa, yaitu Risna Damayanti, Muhammad Jusrianto, Muh. Irgi Alfhariski Herman, dan Mufthi Khaerun.

 

Andi, salah satu petani di Desa Maggenrang, mengungkapkan kegembiraannya atas inovasi ini. "Sebelumnya, sekam padi hanya menjadi tumpukan sampah di belakang rumah. Sekarang, saya bisa mendapatkan penghasilan tambahan dan tanaman padi saya lebih sehat," ujarnya.

 

Dosen pendamping, Andi Iqbal Akbar Asfar, menyatakan kebanggaannya atas dedikasi para mahasiswanya. "Mereka sangat bersemangat mengedukasi masyarakat tentang cara mengolah limbah ini, serta memberikan manfaat karbon dan unsur hara bagi tanah," kata Andi Iqbal.

 

Dengan inovasi ini, diharapkan terjadi perubahan positif dalam kehidupan masyarakat desa, baik dari segi peningkatan pendapatan petani maupun pelestarian lingkungan.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)