Mahasiswa Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Aldino Habibulloh, telah mengembangkan sebuah alat inovatif bernama TISASforINA (Totally Integrated Smart Aquaculture System for Indonesia), yang direvolusi untuk memantau kualitas air dalam budi daya perikanan. Inovasi ini menjadi jawaban bagi tantangan yang dihadapi para pembudidaya ikan di Jawa Timur yang sebelumnya mengandalkan metode manual dalam memeriksa kondisi air, sering kali menghasilkan data yang kurang akurat dan memakan banyak waktu.
TISASforINA adalah platform digital yang dirancang untuk mendukung efisiensi operasional dan kemandirian sektor perikanan di Indonesia, memungkinkan para petani untuk mengontrol parameter penting seperti suhu air, tingkat oksigen terlarut, pH, dan kadar ammonia secara real-time. Dengan kemampuannya terhubung ke internet, TISASforINA menawarkan pemantauan kondisi kolam yang akurat dan responsif, membantu para petani mengambil keputusan operasional yang tepat untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hasil panen.
"Dengan alat ini, kami bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dalam budi daya perikanan, mengurangi risiko kerugian akibat kualitas air yang buruk, dan meningkatkan produktivitas serta kualitas hasil budi daya perikanan," jelas Muhammad Aldino Habibulloh, mahasiswa Jurusan Teknik Elektronika, PENS.
Saat ini, TISASforINA masih dalam fase pengembangan lanjutan dan telah diuji coba dengan sukses di tambak udang di Kabupaten Gresik, Jawa Timur. Berdasarkan potensi yang ada, Aldino berencana untuk memproduksi TISASforINA secara lebih luas, memperluas penggunaannya di antara petani tambak di seluruh Indonesia, sehingga meningkatkan produktivitas dan efisiensi sektor perikanan nasional.
