Politeknik Negeri Padang (PNP) telah resmi meluncurkan Program Studi Sarjana Terapan Animasi pada Rabu, 21 Februari 2024. Prodi baru ini diperkenalkan dengan penerimaan 60 mahasiswa baru untuk tahun ajaran ini.
Direktur PNP, Surfa Yondri, mengungkapkan optimisme terhadap prodi baru ini, "Kami sangat bersyukur atas sambutan hangat terhadap prodi animasi ini. Dengan sumber daya manusia dan fasilitas yang memadai, kami yakin prodi ini akan berkembang pesat dan menghasilkan tenaga kerja profesional di bidang animasi."
Tahun pertama, prodi animasi ini akan membuka penerimaan untuk 60 mahasiswa baru, terbagi menjadi 24 mahasiswa melalui jalur Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP), 24 melalui Seleksi Nasional Berbasis Tes (SNBT), dan 12 mahasiswa melalui seleksi mandiri.
"PNP sebenarnya bisa menampung lebih banyak mahasiswa baru untuk prodi ini, terutama dengan dukungan dosen yang memadai dari internal Politeknik serta dosen praktisi dan mitra dalam kurikulum pendidikan animasi," tambah Surfa.
Kepentingan mendirikan prodi ini muncul dari peningkatan permintaan pasar akan tenaga kerja terampil di bidang animasi. "Kami telah menjalin kerjasama dengan tujuh SMK di Sumatera Barat yang memiliki jurusan relevan dengan prodi animasi ini," kata Surfa.
Dinas Pariwisata Provinsi Sumatera Barat juga mendukung prodi ini, melihat banyak peluang kerja dalam ekonomi kreatif yang membutuhkan SDM di bidang animasi. "Kerjasama ini akan ditegaskan melalui MOA atau PKS dengan Dinas Pariwisata untuk mengembangkan ekonomi kreatif," ujar Surfa dalam acara yang juga dihadiri oleh Kabid Pengembangan Ekraf Dinas Pariwisata Sumbar, Wahendra W.
Ketua Prodi Sarjana Terapan Animasi PNP, Taufik Gusman, menjelaskan potensi lulusan prodi ini. "Ada 16 subsektor ekonomi kreatif yang bisa menjadi lahan kerja bagi lulusan animasi. Saat ini, kebutuhan akan tenaga animasi sangat tinggi, dan hanya ada 5771 profesional animasi terdaftar di Indonesia."
Prodi animasi ini dirancang untuk ditempuh dalam delapan semester dengan total 144 SKS, dengan penekanan pada praktek yang mencapai 61 persen dari total pembelajaran. "Kami yakin lulusan kami akan kompeten dan dapat memenuhi kebutuhan industri kreatif baik di tingkat regional maupun internasional," pungkas Taufik.