Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya membangun ekosistem kolaborasi pendidikan, termasuk di sektor pendidikan vokasi nonformal. Salah satu inisiatif unggulan dalam rangkaian upaya ini adalah Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) dan Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW). Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kewirausahaan di kalangan masyarakat, khususnya generasi muda.
Kemendikbudristek melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, mengadakan Sosialisasi Dana Padanan (Matching Fund) untuk Program PKK dan PKW Tahun 2024. Program Dana Padanan ini diharapkan mampu mendorong terciptanya ekosistem kolaborasi yang lebih erat dan terakselerasi antara pemerintah daerah (Pemda), dunia usaha, dunia industri, dunia kerja (Dudika), pemerintah desa, dan lembaga kursus dan pelatihan (LKP).
Sosialisasi Dana Padanan: Dorongan untuk Kolaborasi yang Lebih Kuat
Acara sosialisasi ini dibuka oleh Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Kursus dan Pelatihan, Wartanto, yang menyampaikan sambutannya secara daring pada Kamis, 1 Februari 2024. Dalam pidatonya, Wartanto menekankan bahwa lembaga yang mendapatkan padanan dana dari Pemda atau Dudika akan diprioritaskan untuk lolos dalam program PKK dan PKW. "Lembaga yang mendapatkan padanan dana dari Pemda atau Dudika akan diprioritaskan untuk lolos program PKK dan PKW," ujar Wartanto.
Pada tahun 2024, program PKK dan PKW memberikan prioritas bantuan kepada lembaga pendidikan yang mendapatkan dukungan dari pemerintah daerah, Dudika, atau yang menjalin kerjasama dengan pemerintah desa. Dengan demikian, lembaga yang mendapatkan dukungan ini dapat memperoleh pendanaan tambahan dari Direktorat Kursus dan Pelatihan.
Ini merupakan salah satu persyaratan terbaru dalam pengajuan bantuan pemerintah untuk program PKK dan PKW tahun 2024. Jika lembaga telah memiliki padanan dana dari pemerintah daerah, Dudika, atau pemerintah desa, mereka dapat mencantumkan data tersebut dalam proposal awal bantuan pemerintah PKK dan PKW.
Menangani Pengangguran Anak Usia Sekolah Tidak Sekolah (ATS)
Program Dana Padanan (Matching Fund) untuk program PKK dan PKW 2024 merupakan langkah awal pembentukan ekosistem kolaborasi antara Pemda dengan Kemendikbudristek melalui Direktorat Kursus dan Pelatihan, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi. Wartanto juga mengimbau agar program kursus dan pelatihan untuk anak usia sekolah tidak sekolah (ATS), khususnya usia 15—25 tahun, menjadi tanggung jawab bersama. "Penanganan anak-anak tersebut harus dilakukan dan didanai secara bersama-sama," tegas Wartanto.
Beliau juga menekankan bahwa LKP merupakan kewenangan kabupaten/kota, sehingga Pemda atau Dudika setempat perlu lebih memperhatikan kursus dan pelatihan ini. Bentuk dukungan dari Pemda atau Dudika untuk program PKK dan PKW bisa beragam, termasuk bantuan CSR, bantuan praktik, pemanfaatan sarana praktik, dan lain sebagainya. Langkah ini dapat meningkatkan peran industri dalam memberikan pelatihan pada ATS serta membantu meringankan proses rekrutmen industri dengan menyediakan SDM yang kompeten melalui kursus dan pelatihan.
Kolaborasi untuk Dampak yang Lebih Besar
Kastum, Ketua Tim Kerja PKW, juga menyampaikan bahwa program Dana Padanan ini dapat menyempurnakan hasil atau output dari penyelenggaraan program PKK dan PKW. "Kita ingin hasil dari program ini berdampak besar dalam mengatasi pengangguran di daerah. Untuk mewujudkan itu, kita perlu bersama-sama berkolaborasi antara pusat, Pemda, dan Dudika," ujar Kastum.
Selain itu, Kastum mengajak lembaga-lembaga untuk proaktif dalam menjalin kerjasama dengan Pemda maupun Dudika guna menyukseskan program PKK dan PKW. Menurutnya, LKP dapat menjadi katalisator yang menjembatani antara pemerintah pusat, daerah, desa, dan Dudika. Dengan demikian, diharapkan tercipta sinergi yang kuat dan berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan ketenagakerjaan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di Indonesia.
Program PKK dan PKW: Fokus pada Keterampilan dan Kewirausahaan
Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK) bertujuan untuk mendidik dan melatih peserta didik dengan keterampilan vokasi yang sesuai dengan kebutuhan Dudika. Program ini dirancang untuk meningkatkan keterampilan teknis dan non-teknis peserta didik agar mereka siap memasuki dunia kerja. Sementara itu, Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW) berfokus pada pelatihan untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan. Peserta program PKW diharapkan mampu membuka usaha sendiri dan menciptakan lapangan kerja baru di berbagai bidang keterampilan.
Dampak Positif dan Harapan Masa Depan
Melalui program PKK dan PKW, Kemendikbudristek berharap dapat memberikan kontribusi signifikan dalam mengatasi pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Program Dana Padanan diharapkan dapat memperkuat kolaborasi antara berbagai pihak terkait, sehingga dapat menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi dan pengembangan masyarakat.
Dalam penutup sambutannya, Wartanto menekankan pentingnya dukungan dari semua pihak untuk menyukseskan program ini. "Kita perlu bersama-sama berkolaborasi untuk mencapai tujuan bersama dan menciptakan dampak yang positif bagi masyarakat," kata Wartanto. Hal ini juga disetujui oleh Kastum yang menambahkan bahwa kolaborasi yang erat antara pemerintah pusat, daerah, desa, dan Dudika adalah kunci utama untuk mencapai keberhasilan program PKK dan PKW.
Langkah Selanjutnya
Setelah sosialisasi ini, diharapkan lembaga-lembaga pendidikan vokasi nonformal akan lebih aktif dalam menjalin kerjasama dengan Pemda, Dudika, dan pemerintah desa. Mereka diharapkan dapat mengajukan proposal yang memenuhi persyaratan terbaru untuk mendapatkan bantuan pendanaan dari program PKK dan PKW.
Dengan adanya program Dana Padanan, diharapkan dapat tercipta ekosistem pendidikan vokasi yang lebih solid dan terintegrasi. Ini akan membantu menciptakan sumber daya manusia yang terampil, inovatif, dan siap bersaing di pasar kerja global.
Kemendikbudristek berkomitmen untuk terus mendukung dan memfasilitasi program-program yang bertujuan meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan vokasi di Indonesia. Melalui program PKK dan PKW, serta dukungan dari berbagai pihak terkait, diharapkan dapat tercipta perubahan yang signifikan dan berkelanjutan dalam ekosistem pendidikan vokasi di Indonesia.
Dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, industri, dan lembaga pendidikan, Indonesia dapat melangkah lebih jauh dalam menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan berdaya saing tinggi di era globalisasi ini. Program ini tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan individu, tetapi juga untuk menciptakan dampak positif yang lebih luas bagi pertumbuhan ekonomi dan sosial di berbagai daerah di Indonesia.