Perguruan tinggi, termasuk politeknik, memiliki peran penting dalam mendukung perkembangan industri kelapa sawit di Indonesia melalui penelitian dan inovasi. Politeknik berkolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk menghasilkan teknologi inovatif yang dapat meningkatkan produktivitas dan mengatasi berbagai permasalahan di industri kelapa sawit. Hal ini diungkapkan oleh Direktur Politeknik Negeri Lampung (Polinela), Sarono, saat menghadiri Workshop Program Grant Riset Sawit (GRS) yang berlangsung di Polinela pekan lalu.
Polinela menjadi tuan rumah kegiatan workshop yang diselenggarakan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS). "Kegiatan ini sekaligus menjadi ajang kolaborasi antar-politeknik dalam mendukung riset dan pengembangan industri kelapa sawit secara berkelanjutan," kata Sarono, yang hadir sebagai perwakilan dari Forum Direktur Politeknik Negeri Se-Indonesia (FDPNI).
Program Grant Riset Sawit adalah program dukungan pendanaan untuk penelitian dan pengembangan yang dilakukan oleh lembaga penelitian dan pengembangan di Indonesia. Program ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi, keberlanjutan, serta mendorong penciptaan produk dan pasar baru serta nilai tambah kelapa sawit. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat luas bagi industri kelapa sawit, pemerintah, dan masyarakat petani sawit.
Pembukaan dan Keynote Speakers
Kegiatan workshop diadakan secara hybrid di ruang sidang utama Polinela dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan di industri kelapa sawit, termasuk kalangan akademisi, pemerintahan, dan praktisi industri sawit. Acara dibuka oleh Direktur Politeknik Manufaktur Bandung (Polman Bandung), Mohammad Nurdin, yang menekankan pentingnya penelitian dalam mendukung perkembangan industri kelapa sawit. “Saya optimistis melalui kolaborasi ini, akan lahir inovasi-inovasi baru yang dapat membawa dampak positif bagi seluruh industri,” kata Nurdin.
Workshop ini juga menghadirkan dua keynote speaker berkompeten, yaitu Tim Ahli BPDPKS, Arfie Thahar, dan guru besar dari Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Udin Hasanudin. Keduanya membahas tren dan tantangan dalam industri kelapa sawit, serta peran penelitian dalam mengatasi tantangan tersebut.
Arfie Thahar menjelaskan bahwa BPDPKS telah melakukan 329 kontrak penelitian sejak 2015 hingga 2023. Penelitian tersebut mencakup berbagai bidang, seperti bioenergi, budi daya, pangan dan kesehatan, oleokimia dan biomaterial, pascapanen dan pengolahan, serta lingkungan.
Kolaborasi dan Partisipasi Berbagai Perguruan Tinggi
Workshop ini dihadiri oleh perwakilan dosen dari berbagai perguruan tinggi, seperti Universitas Lampung (Unila), Universitas Bandar Lampung (UBL), Institut Informatika dan Bisnis (IBI) Darmajaya, Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan Lampung, Universitas Terbuka, Universitas Teknokrat Indonesia, Politeknik Kesehatan (Poltekkes), Institut Teknologi Sumatera (Itera), Polman Bandung, Politeknik Negeri Cilacap, dan Politeknik Negeri Bengkalis.
Dengan kolaborasi antara akademisi, praktisi, dan pemerhati industri kelapa sawit, workshop ini menjadi wadah untuk berbagi ide, pengalaman, dan menciptakan solusi inovatif. Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif dalam mendukung pertumbuhan sektor perkebunan kelapa sawit yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.
Peran Politeknik dalam Inovasi Kelapa Sawit
Direktur Polinela, Sarono, menyampaikan bahwa politeknik memiliki peran strategis dalam menghasilkan penelitian berkualitas yang dapat mendukung industri kelapa sawit. Melalui kolaborasi dengan industri dan lembaga penelitian lainnya, politeknik dapat mengembangkan teknologi inovatif yang meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan industri kelapa sawit.
Sarono juga menekankan pentingnya kolaborasi antar-politeknik dalam mendukung riset dan pengembangan industri kelapa sawit. Dengan bekerja sama, politeknik dapat saling berbagi sumber daya dan keahlian, sehingga dapat menghasilkan inovasi yang lebih efektif dan berdampak luas.
Tujuan dan Manfaat Grant Riset Sawit
Program Grant Riset Sawit bertujuan untuk mendukung penelitian yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi industri kelapa sawit. Selain itu, program ini juga berfokus pada keberlanjutan, penciptaan produk dan pasar baru, serta nilai tambah dari kelapa sawit. Dengan dukungan pendanaan dari BPDPKS, lembaga penelitian dan pengembangan di Indonesia dapat melakukan penelitian yang mendalam dan komprehensif, yang hasilnya diharapkan dapat memberikan manfaat bagi industri, pemerintah, dan masyarakat petani sawit.
Dalam workshop tersebut, berbagai pemangku kepentingan berdiskusi tentang tren dan tantangan yang dihadapi oleh industri kelapa sawit, serta bagaimana penelitian dapat memberikan solusi untuk mengatasi tantangan tersebut. Hal ini mencerminkan komitmen bersama untuk memajukan industri kelapa sawit melalui inovasi dan penelitian.
Kesimpulan
Melalui inovasi dan penelitian, politeknik berperan penting dalam mendukung perkembangan industri kelapa sawit di Indonesia. Kolaborasi antara perguruan tinggi, industri, dan lembaga penelitian lainnya merupakan kunci untuk menghasilkan teknologi inovatif yang dapat meningkatkan produktivitas dan keberlanjutan industri kelapa sawit.
Workshop Program Grant Riset Sawit yang diselenggarakan oleh BPDPKS di Polinela menunjukkan betapa pentingnya kerja sama antara berbagai pemangku kepentingan dalam mendukung riset dan pengembangan industri kelapa sawit. Dengan adanya program ini, diharapkan dapat tercipta inovasi-inovasi baru yang berdampak positif bagi seluruh industri kelapa sawit di Indonesia.
Keberlanjutan industri kelapa sawit tidak hanya penting bagi perekonomian Indonesia, tetapi juga bagi keberlanjutan lingkungan. Melalui penelitian yang didukung oleh Grant Riset Sawit, diharapkan dapat ditemukan cara-cara baru untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas tanpa mengorbankan keberlanjutan lingkungan.
Dengan demikian, politeknik dan lembaga pendidikan lainnya di Indonesia memiliki peran penting dalam memajukan industri kelapa sawit melalui inovasi dan penelitian. Kolaborasi yang kuat antara akademisi, industri, dan pemerintah akan menjadi kunci keberhasilan dalam menciptakan industri kelapa sawit yang berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.