Dosen dan mahasiswa dari Politeknik Negeri Fakfak (Polinef) telah menciptakan inovasi berkelanjutan dengan mengolah limbah cangkang buah pala menjadi bata ringan. Inisiatif ini dilakukan sebagai bagian dari program Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) yang bertujuan untuk pemberdayaan masyarakat di Distrik Pariwari, Kabupaten Fakfak, sebuah wilayah penghasil pala terkemuka.
Tim PKM dari Jurusan Teknik Sipil Polinef, dipimpin oleh Budiman, telah mengidentifikasi potensi cangkang pala yang selama ini hanya dibuang, sebagai bahan campuran pembuatan bata ringan. "Cangkang pala memiliki tekstur yang ringan dan keras, ideal sebagai komponen bata ringan," ungkap Budiman.
Penelitian dilakukan di laboratorium Teknik Sipil Polinef untuk menguji kemungkinan penggunaan cangkang pala dalam campuran bata. Hasilnya menunjukkan bahwa cangkang pala bisa efektif mengurangi volume beton sambil memenuhi spesifikasi teknis yang dibutuhkan untuk bata ringan.
Sebagai bagian dari pengabdian kepada masyarakat, tim PKM mengadakan pelatihan untuk masyarakat setempat tentang cara pembuatan bata ringan menggunakan cangkang pala. "Kami menyelenggarakan pelatihan ini untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan tentang komposisi campuran yang optimal berdasarkan hasil penelitian kami," kata Budiman.
Peserta pelatihan diberi cetakan dan jurnal riset agar mereka bisa merujuk pada data penelitian untuk memastikan campuran yang mereka buat sesuai spesifikasi. "Kami berharap pelatihan ini tidak hanya memberikan pengetahuan tetapi juga membantu masyarakat mengurangi limbah cangkang pala," tambah Budiman.
Kegiatan ini mendapat sambutan positif dari masyarakat Distrik Pariwari, yang mengaku terbantu oleh inovasi dan pelatihan yang diberikan. Mereka antusias mempelajari teknik pembuatan bata ringan dan berharap dapat menggunakan keterampilan baru ini untuk berbagai keperluan konstruksi di desa mereka.
Melalui inisiatif ini, Polinef tidak hanya berkontribusi pada pengurangan limbah, tetapi juga pada peningkatan kualitas hidup dan ekonomi masyarakat Pariwari. Inovasi dan kolaborasi semacam ini menunjukkan bagaimana lembaga pendidikan bisa memainkan peran kunci dalam menyelesaikan masalah lokal sambil memberdayakan komunitas.