Wacana Politeknik University Muncul, Transformasi Pendidikan Vokasi Masuki Babak Baru

Vokasindo
0

Wacana Politeknik University Muncul, Transformasi Pendidikan Vokasi Masuki Babak Baru

 

Pendidikan tinggi vokasi di Indonesia memasuki tahap transformasi kelembagaan yang signifikan. Dalam sebuah forum diskusi yang diselenggarakan di Gedung Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) pada 14 Maret 2025, sebanyak 49 Direktur Politeknik Negeri dari seluruh Indonesia bersama perwakilan Kemdiktisaintek merumuskan arah baru pengembangan politeknik, termasuk wacana pendirian Politeknik University.

 

Forum ini bertujuan menjawab tantangan relevansi pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri serta pembangunan nasional. Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Khairul Munadi, menyampaikan pentingnya penguatan ekosistem pendidikan vokasi untuk menjadikan politeknik sebagai solusi nyata bagi masyarakat.

 

“Pendidikan vokasi harus tidak hanya relevan dengan kebutuhan industri tetapi juga menjadi solusi bagi tantangan sosial dan pembangunan nasional,” ungkap Khairul.

 

Gagasan Politeknik University: Cerminan Kebutuhan Zaman

Salah satu gagasan utama yang mencuat dalam diskusi adalah pembentukan Politeknik University, yakni transformasi politeknik menjadi institusi yang mampu menyelenggarakan pendidikan mulai dari jenjang diploma hingga doktoral dengan karakter vokasional yang kuat.

 

“Banyak politeknik saat ini telah menjalankan fungsi seperti universitas vokasi, bahkan ada yang menyelenggarakan program S2 dan S3. Namun label dan regulasinya masih membatasi,” ujar Mohammad Nurdin, mantan Direktur Politeknik Manufaktur Bandung.

 

Dirjen Dikti menyambut baik gagasan tersebut dan menyarankan agar dilakukan kajian mendalam terhadap potensi dan kesiapan untuk membentuk entitas Politeknik University secara legal dan kelembagaan.

 

Transformasi Kelembagaan: Menuju BLU dan PTNBH

Forum juga membahas isu strategis lainnya, termasuk peralihan status kelembagaan politeknik dari satuan kerja (Satker) menjadi Badan Layanan Umum (BLU), bahkan menuju Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTNBH). Transformasi ini dinilai penting agar politeknik memiliki fleksibilitas dalam pengelolaan akademik, SDM, dan keuangan.

 

“Otonomi bukan berarti negara lepas tangan, tetapi memberi ruang agar politeknik bisa mandiri dan inovatif dalam mencari pendanaan,” jelas Khairul.

 

Pusat Keunggulan dan Riset Terapan

Guna memperkuat kontribusi politeknik dalam inovasi terapan, rencana pengembangan Center of Excellence atau Pusat Unggulan Teknologi (PUT) juga dibahas. Politeknik diharapkan menjadi motor penggerak solusi teknologi bagi industri dan masyarakat, mengikuti jejak universitas dengan Pusat Unggulan Iptek (PUI-PT).

 

Rebranding Politeknik: Tingkatkan Daya Tarik

Salah satu perhatian utama dalam forum adalah pentingnya membangun citra dan daya tarik politeknik agar menjadi pilihan utama generasi muda. Menurut Khairul, selama ini banyak siswa memilih universitas karena kurangnya pemahaman terhadap potensi dan keunggulan pendidikan vokasi.

 

“Kita perlu strategi komunikasi dan rebranding agar talenta muda tidak salah memilih jalur pendidikan. Banyak dari mereka justru lebih cocok di jalur vokasi,” tambahnya.

 

Langkah Lanjutan: Pembentukan Tim Percepatan Transformasi

Sebagai tindak lanjut forum, akan dibentuk Tim Percepatan Transformasi Kelembagaan Politeknik yang terdiri dari berbagai pemangku kepentingan. Tim ini bertugas mengkaji konsep Politeknik University, merancang strategi transisi kelembagaan, serta menyusun langkah konkret dalam memperkuat posisi politeknik sebagai pilar utama pendidikan vokasi Indonesia.

 

Dengan munculnya gagasan Politeknik University, pendidikan vokasi Indonesia bersiap memasuki era baru yang lebih adaptif, inovatif, dan strategis dalam mendukung pembangunan nasional dan kebutuhan dunia kerja.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)