Dosen-dosen Politeknik Negeri Sambas (Poltesa) mengambil langkah kreatif dengan mengolah buah rambutan menjadi berbagai produk pangan seperti dodol, selai, keripik biji, dan teh kulit rambutan. Inisiatif ini dilakukan untuk membantu masyarakat Sambas, khususnya di Kecamatan Sajad, mengatasi masalah penurunan nilai jual rambutan saat musim panen tiba.
Junardi, dosen dari Program Studi Agroindustri Pangan (AIP) di Poltesa, memaparkan bahwa harga rambutan seringkali jatuh sangat rendah selama musim panen, mencapai Rp2.000,00 per ikat dengan berat 2,5—3,5 kg. Situasi ini menyulitkan petani yang mengeluarkan biaya tinggi untuk operasional dan perawatan.
Dengan mengusung program Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), Junardi bersama timnya berusaha meningkatkan nilai ekonomi rambutan melalui pengolahan inovatif. Tujuan utamanya adalah untuk memberi alternatif kepada petani agar bukan hanya menjual rambutan sebagai buah segar, tetapi juga dalam bentuk olahan pangan lain yang lebih bernilai.
Program ini, berlangsung dari April hingga November 2023, turut melibatkan Angga Tritisari dan Andi Maryam, rekan Junardi di program studi yang sama. Kegiatan PKM ini lebih fokus pada pendampingan masyarakat, mengajarkan berbagai keterampilan dan pengetahuan baru terkait pengolahan rambutan.
Selain mengenalkan berbagai produk olahan rambutan, tim PKM juga mengedukasi masyarakat tentang manfaat kesehatan dari buah rambutan dan cara pengolahannya. Mereka juga memberikan pelatihan tentang packaging dan peluang usaha untuk mengembangkan jiwa kewirausahaan.
Junardi berharap, melalui inisiatif PKM ini, masyarakat Desa Mekar Jaya di Kecamatan Sajad, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, dapat meningkatkan pendapatannya dan memperbaiki kesejahteraannya.